Minggu, 20 Oktober 2013

Membaca AL_QUR"AN dengan Tartil dan Syar'i

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda,

Pada hari kiamat kelak akan diseru kepada ahli AL-Qur'an , "teruskanlah bacaan Qur'an mu dan teruskanlah menaiki surga tingkat demi tingkat dan bacalah dengan tartil seperti yang telah engkau baca di dunia, karena sesungguhnya tempat terakhirmu adalah dimana engkau telah sampai pada ayat terakhir yang kamu baca."
(Hr. Ahmad, Tarmidzi, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Haban)

Syah Abdul Aziz rah.a. menerangkan didalam tafsirnya,, "tartil" makna dasarnya adalah membaca dengan baik dan jelas. sedangkan menurut syar'i adalah membaca AL-Qur'an dengan mengikuti aturan tertentu.


yaitu :

  1. setiap huruf hendaknya di ucapkan dengan makhraj yang benar untuk memastikan asal huruf yang tepat.
  2. berhenti pada tempat yang benar, sehingga sambungan atau kesudahan ayat-ayat itu tidak diletakkan pada tempat yang salah.
  3. membaca harkatnya dengan benar yaitu menyebutkan fathah, kasrah, dhamah dengan perbedaan yang jelas.
  4. naikkan suara sedikit, dengan demikian ayat-ayat yang diucapkan terdengar sehingga dapat mempengaruhi hati.
  5. ucapkan dengan suara yang indah dengan penuh perasaan, sehingga akan memberikan efek yang baik yaitu menguatkan keadaan rohani.
  6. hendaknya membaca dengan ilmu tajwid,. karena itu lah pedoman membaca Al-Qur'an
  7. melaksanakan hak ayat-ayat rahmat dan ayat-ayat azab.
tujuh aturan ini adalah cara-cara yang benar ketika membaca Al-Qur'an, dengan tujuan untuk dapat memahami dan meresapi isi kandungan AL-Qur'an.

Al-Qur'an adalah penyejuk hati, hati yang gersang dan terus dilanda kegalauan, kegelisahan itu karena manusia melupakan obat mujarab yang telah disediakan yaitu Al-Qur'an sebagai nur bagi hati yang tertutup kelabu. 

WALAIKUMSALAM WR. WB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar